Khutbah Jumat; Peran Ulama Bagi Kemandirian Bangsa, dalam rangka harlah NU
ARRAHMAH.CO.ID -
Oleh : Ustadz Darul Qutni, S.S.I (Sekretaris LTM PCNU Depok)
الْحَمْدُ
لِلهِ الْوَاحِدِ الْأَحَدْ اَلْفَرْدِ الصَّمَدْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ
كُفُوا أَحَدْ.
اَشْهَدُ
أَنْ لاَ اَلَهَ إَلاَّ
اللهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدَا رَسُوْلُ اللِه مَنْ أَرْسَلَهُ
الله رَحْمَة لِجَمِيْعِ الْعِبَادْ.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ وَكَرِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّد
وَعَلَى أَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّد
أمَّا بَعْدُ: فَيَا أّيُّهَا
الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ
الْــمُتَّقُوْنَ.
Ma’asyirol muslimin wa zumrotal mu’minin rohimakumullah
Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala dengan menjalankan segala perintah Allah Ta’ala dan
menjauhi segala larangan-Nya. Semoga amal ibadah kita baik yang wajib maupun
yang sunnah diterima oleh Allah Ta’ala.
Tidak terasa,jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU), sebagai ormas
Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia, baru saha memperingati hari lahirnya
ke-92 pada tanggal 31 Januari lalu. NU adalah organisasi Islam yang didirikan
oleh para ulama dan kyai pesantren dan pengikutnya dengan tujuan izzul islam
wal muslimiin, yaitu jayanya Islam dan kaum muslimin terutama di Negara
Kesatuan Republik Indonesia. NU telah berperan banyak dalam proses dan sejarah
berjalannya bangsa ini.
Dalam kesempatan ini, khotib akan menyampaikan khutbah dengan
tema peran ulama’ bagi kemandirian bangsa terutama bagi generasi bangsa saat
ini dan yang akan mendatang dengan meneladani para Ulama’ pendiri NU di masa
lalu. Khutbah ini kami sampaikan untuk menyambut dan memperingati Hari Lahir
Nahdlatul Ulama’ ke-92.
Hadirin, jamaah Shalat Jum’ah yang dimuliakan oleh Allah SWT
Allah SWT berfirman dalam Surah al Baqarah ayat 129 yang
mengabadikan doa Nabi Ibrahim Alahissalam :
رَبَّنَا
وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ
يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya :
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka
seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka
ayat-ayat Engkau dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan
hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana”.
Do’a ini adalah do’a Nabi Ibrahim Alaihissalam yang
di-ijabah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan mengutus Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam di tengah bangsa arab kala itu dengan membawa
risalah Islam yang Rahmatan Lil Alamiin.
Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa Rasul yang diutus yaitu
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam memiliki tiga misi yaitu: pertama,
membacakan ayat-ayat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kedua, mengajarkan al Qur’an
dan al Hikmah (Sunnah), dan ketiga mensucikan ummatnya.
Rasulullah Shallalallahu Alaihi Wasallam bersabda:
إن الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، إِنَّ اْلأَنْبِياَءَ لَمْ
يُوَرِّثُوْا دِيْناَرًا وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا
وَرَّثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ
فَقَدْ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya: Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi.
Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya
mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil
bagian yang banyak.” (Hadits Riwayat Imam At Tirmidzi, Imam Ahmad, Imam
Ad-Darimi, dan Imam Abu Dawud)
Para ulama’ sebagai warotsatul anbiya dan umana’urrosul (pewaris para nabi dan pemegang amanah dari
para Rasul) tentu berkewajiban melanjutkan misi dan tugas dakwah Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam tersebut.
Tiga misi inilah yang dapat dilakukan oleh para ulama’ dalam
rangka berperan mengembangkan kemandirian Bangsa Indonesia, wabil khusus kaum
muslimin.
Menurut Profesor Quraisy Syihab dalam bukunya Membumikan al
Qur’an, membacakan ayat Allah SWT dan mengajarkan kitab dan al hikmah (tilawah
ayatillah dan ta’lim al kitab wal hikmah), pengertiannya adalah mengajarkan
umat, mengisi otak dan mengajarkan bangsa (ta’lim).
Sementara, pengertian mensucikan diri (tazkiyatunnafsi),
erat kaitanya dengan kegiatan pendidikan (tarbiyah) yang bermaksud untuk
mengubah sikap dan perilaku yang dididik. Para Nabi dan Rasul mereka tidak
hanya mengajarkan dan menyampaikan ilmu, tapi mereka juga mendidik umatnya
dengan membersihkan diri mereka dari perilaku buruk dan tidak terpuji dengan
syariatnya masing-masing. Dengan shalat, dengan puasa, dengan berdzikir, dengan
zakat, dan amaliyah ubudiyah lainnya baik yang mahdloh dan ghoir mahdloh.
Demikian halnya para ulama’. Mereka tidak hanya ta’lim tapi
juga tarbiyah. Tidak hanya tarbiyah tapi juga ta’lim. Mereka menggabungkan
antara dua aspek ini adalah bagi kemandirian umat Islam dan bangsa Indonesia.
Kemandirian umat dan Bangsa ditentukan oleh seberapa mampu
kaum muslimin meng-ikhlas-kan dirinya dalam beribadah kepada Allah SWT, sebagai
kunci kemandirian. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mengatakan
الْحَيَاةُ
اَلْعِباَدَةُ كُلُّهَا
al hayaatu al ibadatu kulluha” .
Artinya:
“Kehidupan ini adalah pengabdian
total kepada Allah SWT”.
Bangsa ini mandiri jika bangsa ini mengabdi kepada Allah
SWT. Jika seorang sudah beribadah kepada Allah SWT dengan ikhlas, maka dengan
sendirinya dia akan memperoleh kemandirian dalam berbagai bidang kehidupan,
baik pribadi, sosial maupun ekonomi. Hal itulah yang ditunjukkan dan
dicontohkan oleh pendiri Nahdlatul Ulama. Seperti Hadratussyaikh KH Hasyim
Asy’arie yang mendirikan pesantren Tebu Ireng dengan biayanya sendiri hasil
berdagang. Kemandirian itu juga ditunjukkan oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’arie
dengan tidak takut dan tunduk pada kolonialisme dan penjajahan bangsa asing di
masanya. Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’arie memiliki kemandirian dalam berpikir
dan bersikap.
Bahkan dalam periode menuntut ilmu, para ulama kita juga
mencontohkan kemandirian tersebut. Syaikhona Kholil Bangkalan dan juga para
ulama lainnya dengan menjual hasil karya tulisnya demi biaya hidup dalam
menuntut ilmu. Sikap para ulama yang mandiri ini dalam membangun lembaga
pendidikan dan juga di dalam berbagai kehidupan menjadi teladan bagi kita
semua. Semoga kita semua dapat menirunya. Semoga kita semua juga termasuk
orang-orang yang diberikan kekuatan dan kemandirian dalam kehidupan ini bersama
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Amiin ya robbal Alamiin.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَ لَكُمْ
فَي القُرْأنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
الْأَيَاتَ وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ وَتَقبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيمُ
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُالرَّحِيْم.
0 Komentar