Gus Mus: Ada yang Mengaku Ulama Tapi Akhlaknya Tidak Terpuji, Maka itu Bukan Ajaran Kanjeng Nabi
ARRAHMAH.CO.ID - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad, Haul Sewindu Gus Dur, Harlah ke-92 NU, dan Haul ke-21 tokoh NU di Depok H Ismail Taufik, di Pondok Pesantren Ar-Ridho, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (25/1) malam.
Pada
kesempatan itu, KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus hadir memberikan tausiyah.
Kiai yang baru saja menerima penghargaan Yap Thiam Hien Award 2017 itu
mengatakan bahwa Islam Nusantara beranjak dari tradisi pesantren. Bahkan, jauh
sebelum NU lahir sudah ada kiai-kiai kampung yang menularkan ajaran Islam
Nusantara.
Ia juga
mengungkapkan, istilah kiai dicetuskan pertama kali oleh orang Jawa.
Orang-orang Jawa ketika memanggil siapa atau apa pun yang dihormati dengan
sebutan kiai. Misalnya keris, tombak, kereta, dan bahkan kerbau.
"Nah,
ada orang yang sangat baik, akhlaknya mulia, maka disebut kiai. Mulai dari
berobat sampai minta jodoh, semua datang ke kiai. Kalau ada orang di daerah
lain menyebut kiai, maka itu pasti meniru orang Jawa. Kiai bukan artinya ulama,
itu istilah budaya. Kiai tidak ada padanan kata yang pas dalam bahasa
Arab," paparnya.
![]() |
Gus Mus dan jajaran Pengurus Cabang NU Depok |
Sebab,
imbuhnya, sebagian besar orang yang disebut kiai merupakan sosok yang memiliki
akhlak dan ilmu yang berasal dari sumber asli yakni, Nabi Muhammad. Kemudian,
ilmunya itu memiliki sanad hingga ke Allah dan bisa dipertanggungjawabkan di
akhirat nanti.
"Kiai-kiai
itu punya ciri yang sama karena cerminnya, panduannya, dan panutannya adalah
Nabi Besar Muhammad," kata Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh,
Rembang itu.
Gus Mus
menambahkan, Allah tidak pernah memuji Nabi Muhammad karena alasan
ketampanannya, kekayaaan, atau pun kecerdasan intelektualnya, tetapi Nabi
Muhammad dipuji karena akhlaknya.
"Kalau
baca Al-Qur’an, dari Al-Fatihah hingga Annas, anda tidak akan pernah menemukan
Rasulullah dipuji Allah karena kegantengannya yang melebihi Nabi Yusuf. Tetapi
akhlaknya. Innaka la'ala khuluqin adzhim," kata Gus Mus, disambut riuh
tepuk tangan dari hadirin.
Padahal,
menurutnya, ilmu yang dimiliki Nabi Muhammad sangat luar biasa. Ilmu dari
kejadian alam semesta, di dunia, hingga akhirat, Rasulullah pasti paham. Akan
tetapi, suami dari Siti Khadijah itu tidak mendapat pujian berupa kecerdasan
melainkan karena akhlak mulianya. Sebab, agama adalah akhlak.
"Makanya
sekarang kalau ada yang ngaku ulama tapi akhlaknya buruk, jelas itu
tidak mengikuti ajaran yang dibawa Kanjeng Nabi," paparnya.
(NU Online/Hakim Hasan)
0 Komentar