Munajat Ramadhan "Dahsyatnya waktu Sahur"
ARRAHMAH.CO.ID - (30/5/17)
Dari Abdullah bin Al Harits dari seorang shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Aku masuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dia makan sahur, beliau berkata, "Sesungguhnya makan sahur adalah berkah yang Allah berikan pada kalian maka janganlah kalian tinggalkan." (HR An Nasa`i dan Ahmad).
(Hakeem@Kautsar)
Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
(QS. Al-Baqarah 186).
Sayyidina Al
Imam Ali bin Abi Thalib dalam beberapa riwayat pernah mengatakan:
“Do’a adalah
senjatanya orang-orang Mu’minin”
Berdoa adalah
salah satu senjata yang ampuh sekali untuk mencapai cita-cita yang di idam-idamkan,
di samping usaha dan daya upaya lahiriah.
Pengalaman membuktikan bahwa banyak keinginan
yang sangat berat untuk diraih, yang menurut perhitungan akal tidak mungkin
akan berhasil, namun dengan kekuatan doa, yaitu senjata bathin yang
dilaksanakan secara ikhlas dan khusyuk, akhirnya keinginan tersebut terlaksana.
Doa adalah intinya ibadah, sebagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah saw. Beliau adalah seorang nabi yang terbebas dari
segala kesalahan dan dijamin akan masuk surga, namun Beliau adalah orang yang
paling banyak berdoa.
Imam Abu Hamid al-Ghazali (w 1111 M ) berkata dalam
Kitab Ihyaa’ Ulumuddin, salah satu adab berdo’a yang mana di jelaskan dalam
kitab tersebut.
“Hendaklah kita mengamati dan memilih waktu-waktu
yang baik dan mulia untuk berdoa",
Imam al-Ghazali dalam Ihya’nya mencontohkan bahwa
waktu–waktu yang baik itu adalah seperti hari Arafah, bulan Ramadhan hari
Jum’at, dan diwaktu sahur.
Hari Arafah adalah hari disempurnakannya agama dan nikmat.
Dalam Shahaih Bukhari dan Muslim ‘Umar bin Al Khottob radhiyallahu
‘anhu berkata bahwa ada seorang Yahudi berkata kepada ‘Umar.
آيَةٌ فِى كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ
نَزَلَتْ لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا . قَالَ أَىُّ آيَةٍ قَالَ (
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى
وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا ) . قَالَ عُمَرُ قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ
الْيَوْمَ وَالْمَكَانَ الَّذِى نَزَلَتْ فِيهِ
عَلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه
وسلم – وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ
“Ada ayat dalam kitab kalian yang kalian
membacanya dan seandainya ayat tersebut turun di tengah-tengah orang Yahudi,
tentu kami akan menjadikannya sebagai hari perayaan (hari ‘ied).” “Ayat apakah
itu?” tanya ‘Umar. Ia berkata, “(Ayat yang artinya): Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” ‘Umar berkata, “Kami telah
mengetahui hal itu yaitu hari dan tempat di mana ayat tersebut diturunkan pada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdiri di ‘Arofah pada hari Jum’at.”
(HR. Bukhari no. 45 dan Muslim no. 3017). At Tirmidzi mengeluarkan dari Ibnu
‘Abbas semisal itu.
Di dalamnya disebutkan bahwa ayat tersebut turun pada hari
‘Ied yaitu hari Jum’at dan hari ‘Arafah.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang selalu dinanti-nanti. bagi
orang-orang Mukmin, kepergian bulan Ramadhan jauh lebih disesalkan daripada kepulangan
seorang tamu mulia yang berlalu pergi.
Banyak sekali keutamaan bulan puasa ini, salah satunya
adalah bulan di mana Al-Qur’an di turunkan (Nuzulul Qur’an), dilipat
gandakannya amal ibadah, dan adamalam yang ketika seorang mukmin beribadah maka
pahalanya sama dengan seribu bulan ganjarannya.
Dalam riwayat
bahwa Imam Syafi’i menghatamkan Al-Quran enam puluh kali, dua kali dalam
semalam di dalam shalat pada bulan Ramadhan.
Hari Jumat
juga di sebut Sayyidul ayyam yaitu penghulu hari-hari, dalam perputaran
siang dan malam terdapat tujuh hari dalam perputaran matahari, yang mana
hari-hari tersebut menjadi pertanda bagi kebesaran Allah, Jum’at adalah satu-satunya
hari yang tertulis dalam Al-Qur’an.
Rasulullah Shallallahu
’alaihi wa Salam bersabda:
إن في الجمعة
ساعة لا يوافقها عبد مسلم وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه
"Sesungguhnya
di dalam hari Jum’at ini, ada suatu waktu yang tidaklah seorang Muslim
menemuinya (hari Jum’at) sedangkan ia dalam keadaan berdiri sholat memohon
sesuatu kepada Allah, melainkan akan Allah berikan padanya." (Muttafaq
’alaihi)
Waktu Sahur
Waktu Sahur adalah Barakah, sebagaimana dalam riwayat
Hadir di katakan:
dari Salman al Farisi radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barakah ada pada tiga perkara: Jama'ah, Tsarid, dan makan sahur."
dari Salman al Farisi radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barakah ada pada tiga perkara: Jama'ah, Tsarid, dan makan sahur."
(HR Thabrani, Abu Nu'aim).
Dari Abdullah bin Al Harits dari seorang shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Aku masuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dia makan sahur, beliau berkata, "Sesungguhnya makan sahur adalah berkah yang Allah berikan pada kalian maka janganlah kalian tinggalkan." (HR An Nasa`i dan Ahmad).
Di saat Ramadhan ini, mari kita sama-sama tingkatkan
ketaqwaan kepada Allah swt dan selalu berdoa dalam setiap waktunya yang telah
di jabarkan dan di jelaskan dalam riwayat-riwayat.
Semoga amal
ibadah puasa Ramadhan tahun ini, kita sebagai umat muslim Indonesia selalu di
beri keberkahan dan kedamaian untuk Negri yang kita cintai ini.
Semoga damai dan sejahtera selalu meliputi bangsa kita
untuk selalu menjunjung tinggi kebersamaan dalam membangun bangsa ini.
(Hakeem@Kautsar)
0 Komentar