Muasal Slogan NKRI Harga Mati

Muasal Slogan NKRI Harga Mati
Muasal Slogan NKRI Harga Mati
Refleksi Haul ke 5 KH.Musliem Rifai Imampuro                            
Malam ini Haul ke 5 Almarhum Almaghfurlah KH Muslim Rifai Imampuro (Mbah Liem)

TOKOH, ARRAHMAH.CO.ID - Mbah Liem Klaten Pencetus Slogan NKRI Harga Mati.
KH.Muslim Rifai Imampuro atau yang akrab dipanggil Mbah Liem adalah tergolong Kyai yang bersahaja, Nyentrik, sering berpenampilan Nyleneh, dalam menghadiri acara-acara dan saat memyampaikan pidatonya di muka umum sering berpakain ala tentara, memakai topi berdasi bersepatu tentara tapi sarungan, bahkan pada saat prosesi upacara pemakaman Mbah Lim pun juga tergolong tidak seperti umumnya, saat jenazah dipikul dari rumah duka menuju makam di Joglo Perdamaian Ummat Manusia sedunia di komplek pesantren diarak dengan tabuhan hadroh “sholawat Thola’al Badrun alainaa” proses pemakamanya seperti Tentara menggunakan tembakan Salto yang dipimpin langsung oleh TNI/POLRI hal ini dilaksanakan sesuai wasiatnya.

Mbah Lim selalu menutup-nutupi indentitasnya bahkan hingga kini putra-purtinya tidak mengetahui persis tanggal lahirnya. Salah satu putra Mbah Lim yang bernama Gus Muh mengatakan Mbah Lim lahir pada tanggal 24 April 1924 namun begitu Gus Muh sendiri belum begitu yakin. Soal identitas Mbah Lim hanya sering mengatakan kalau beliau dulu adalah bertugas sebagai Penjaga Rel kereta Api, tentang silsilah pada akhir akhir hayatnya menurut informasi dari Gus Jazuli putra menantunya bahwa Mbah Lim pernah menulis dikertas bahwa ia masih keturunan keraton Surakarta.
Kiprah Mbah Lim di NU dan untuk NKRI belum banyak orang yang tau apalagi mendokumentasikannya, hanya setelah beliau wafat sudah mulai ada yang menulis artikel atau cerita-cerita mengenai Mbah Lim di web/blog dan dimedsos. KH. Muslim Rifai Imampuro atou Mbah Liem dikenal sangat dekat dengan Gus Dur bahkan jauh sebelum Gus Dur menjadi presiden kedua kyai ini sudah saling akrab, banyak orang mengatakan bahwa Mbah Lim adalah Guru Spiritualnya Gus Dur. Dalam struktur NU baik mulai tingkat bawah hingga pengurus besar nama Mbah Lim tidak pernah tercatat sebagai pengurus namun kiprahnya dalam menjaga dan membesar NU tidak absen sedikitpun, Mbah Lim walaupun tidak pernah menjadi pengurus NU namun selalu mejadi rujukan para kyai dalam menahkodai NU, bahkan Mbah Lim hampir pasti selalu hadir  dalam setiap acara-acara PBNU mulai dari konbes, Munas hingga Muktamar NU.
Setelah berkelana nyantri ke berbagai pondok pesantren terutama nyantri pada kyai Shirot Solo
Mbah Liem akhirnya hijrah ke klaten tinggal di dusun Sumberejo Desa Troso Kecamatan Karanganom lalu mendirikan pondok pesantren Al Muttaqien Pancasila Sakti, nama pesantrren tergolong unik dan sudah pasti merupakan bukti konsistensi Mbah Liem dalam mencintai dan menjaga NKRI Pancasila.
Pada kurun tahun 1983 kelompok islam radikal atau bisa kita sebut islam transnasional mulai mempersoalkan lagi Pancasila sebagai dasar negara, mempertanyakan lagi relevansi Pancasila dengan Islam, gagasan kelompok radikal yang mulai menyoal lagi Pancasila dipandang oleh para kyai NU sangat membahayakan keutuhan NKRI dan Pancasila maka NU segera menyikapi dengan mengadakan Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Sukorejo, Situbondo Jawa Timur dengan hasil sebagai berikut :
1. Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesia bukanlah agama, tidak dapat menggantikan Agama dan tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan kedudukan Agama.
2. Sila ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang menjiwai sila sila yang lain, mencerminkan tauhid menurutpengertian keimanan dalam Islam.
3. Bagi Nahdlatul Ulama, Islam adalah akidah dan syariat, meliputi aspek hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antar manusia.
4. Penermaan dan pengalaman pancasila merupakan perwujudan dari upaya umat ilsam Indonesia untuk menjalankan syariat agamannya.
5. Sebagai konsekuensi dari sikap di atas Nahdlatul Ulama berkewajiban mengamankan pegertian yang benar tentang Pancasila dan pengamalannya yang murni dan konsekuen oleh semua pihak.
Semenjak Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia mulai dipersoalkan oleh kelompok radikal maka para Kyai terutama Mbah Lim dalam setiap acara apapun terus mengatakan dan mendoakan agar NKRI Pancasila Aman Makmur Damai HARGA MATI.
Mbah Lim kalau berpidato selalu judul utamanya adalah tentang kebangsaan dan kenegaraan, kurang lebih kalimatnya  “ mugo mugo NKRI Pancasila Aman Makmur Damai Harga Mati”
Di masjid Pondoknya Mbah Lim setiap setelah iqomat sebelum sholat berjama’ah selalu diwajibkan membaca do’a untuk umat islam, bangsa dan negara Indonesia, berikut Doanya:
Subhanaka Allahumma wabihamdika tabaroka ismuka wa ta’ala jadduka laa ilaha Ghoiruka
“ Duh Gusti Alloh Pangeran kulo, kulo sedoyo mbenjang akhir dewoso dadosno lare ingkang sholeh, maslahah, manfaat dunyo akherat bekti wong tuo, agomo, bongso maedahe tonggo biso nggowo becik ing deso, soho NEGORO KESATUAN REPUBLIK INDONESIA PANCASILA KAPARINGAN AMAN, MAKMUR, DAMAI. Poro pengacau agomo lan poro koruptor kaparingono sadar sadar, Sumberejo wangiberkah ma’muman Mekah”

Menurut kesaksian Habib Lutfi Bin Yahya dalam buku Fragmen Sejarah NU mengatakan: pada saat Panglima TNI Jendral Benny Moerdani datang ke pesantrannya Mbah Lim Al Muttaqien Pancasila Sakti Klaten, Mbah Lim meneriakkan yel, NKRI Harga Mati..! NKRI Harga Mati..! NKRI Harga Mati...! Pancasila Jaya, maka sejak itulah yel yel NKRI Harga Mati menjadi jargon, slogan tidak hanya di NU tapi di beberapa pihak seprti di TNI.
Jadi slogan atau jargon NKRI..! Harga Mati, Pancasila..! Jaya dicetuskan oleh KH. Muslim Rifai Imampuro/ Mbah Lim. Lahul Faatihah...
{Refleksi Haul ke 5 KH.Musliem Rifai Imampuro}

Oleh Nuril Huda AS, Rendiklat Satkornas Banser NU

0 Komentar