Persatuan Umat Lebih Penting Daripada Pendapat Baru

Diceritakan dalam kitab al-Musawwadah fi Ushul al-Fiqh karya trio Ibnu Taimiyah:

Al-Qadhi Abu Ya'la didatangi seorang pelajar fiqih untuk belajar mazhab Hanbali kepadanya. Lalu Abu Ya'la menanyakan tentang negeri asalnya. Pelajar itu mengabarkan tentang hal ihwal negerinya.

Abu Ya'la berkata kepadanya: Penduduk negerimu semuanya mengikuti mazhab Syafi'iy. Kenapa Anda akan berpindah ke mazhab kami?

Pelajar itu berkata: Aku berpindah dari mazhab Syafi'iy karena suka kepada Anda.

Abu Ya'la berkata: Ini jelas tidak baik. Jika Anda hidup di negerimu mengikuti mazhab Hanbali, sementara seluruh penduduk negerimu mengikuti mazhab Syafi'iy, Anda tidak akan menemukan seseorang yang akan mengulangi pelajaran dan belajar bersama Anda. Anda pasti akan mengobarkan permusuhan dan menimbulkan pertengkaran. Justru Anda mengikuti mazhab Syafi'iy seperti penduduk negeri Anda itu lebih baik.

Kemudian Abu Ya'la menunjukkan pelajar tersebut kepada Syaikh Abu Ishaq dan membawanya kepada beliau untuk belajar fiqih Syafi'iy.

Syaikh Abi Ishaq adalah pengarang kitab al-Muhadzdab, kitab monumental dalam mazhab Syafi'iy yang di-syarah oleh Imam Nawawi dengan kitab al-Majmu'.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah di atas adalah, para ulama tidak suka dengan para ustadz pendatang baru yang berbeda mazhab dengan penduduk lokal, karena akan menimbulkan konflik dan permusuhan. Ini sekarang banyak terjadi di negeri kita.

0 Komentar