Pentingnya Berislam Tanpa Tercerabut dari Akar Budaya Indonesia
News, Arrahmah.co.id - Dosen King Fahd University of Petroleum & Minerals Arab Saudi,Sumanto Al Qurtuby, berpendapat, menjalankan perintah agama hukumnya mutlak. Sebab, agama adalah jalan yang menuntun menuju kebenaran hakiki. Kendati demikian, masyarakat Indonesia, tetap diingatkan,menghormati warisan budaya peninggalan Nusantara. ”Keinginannya supaya negeri ini, jangan sampai tercerabut dari akar budayanya.
Umat Islam misalnya, meski menjunjung tinggi agama bahkan mengagungkannya, namun jangan sampai melupakan asalusulnya,” tutur dia saat menjadi pembicara bedah buku miliknya bertajuk Islam, Arab,dan Indonesia di Kampus Unimus,baru-baru ini.
Hadir Rektor Unimus Prof Masrukhi, Ketua Lembaga Studi Islam dan Kemuhamadiyahan (LSIK) Rochmat Suprapto (moderator), dan narasumber pembanding Dosen Pascasarjana UIN Walisongo Akhwan Fanani.Sumanto yang juga jebolan Boston University Amerika Serikat ini,menyusun buku lantaran keprihatinan melihat orientasi sebagian orang terhadap agama dan budaya. ”Sebagai contoh, meski seseorang telah menjadi muslim, jangan malu untuk memakai kebaya. Sebab,kebaya juga bagian dari khasanah budaya bangsa ini, yang bisa menutup aurat. Jadi, jangan kemudian semua serba meminjam budaya asing,” tuturnya. Alumnus UIN Walisongo ini mengakui, karena acap menggaungkan pola pemikiran semacam ini, julukan liberal sempat mampir pada dirinya.
Kuliah Virtual
Dia menambahkan, materi yang kemudian diterbitkannya dalam buku ini, sebagian juga telah diunggah melalui laman media sosial. Hal itu disebutnya sebagai kuliah virtual yang bisa dinikmati pembaca dari seantero jagad. ”Bagaimana saya sempat pula menyinggung sesungguhnya realitas yang muncul di negara-negara Arab.Saya ingin meluruskan cara pandang orang, mengenai Islam, Arab, dan Keindonesiaan,” tutur dia.
Di antaranya, bagaimana sesungguhnya komunitas Suni, Syiah juga Wahabi hidup berdampingan di Arab. Atau bagaimana juga, toleransi beragama dengan umat Kristiani dijaga harmonisasinya. Adapun pandangan berbeda terhadap kehidupan masyarakat Arab masih,dirasakan di Tanah Air.Orang berpikir kehidupan di Arab serba tertutup, atau kurang toleran. Akhwan memberikan apresiasi terhadap karya pemikiran Sumanto. Meski demikian tetap muncul kritik dan saran atas penerbitan buk itu. (H41-91)
0 Komentar