Iman dan Keshalehan Sosial Menjaga Lingkungan

Oleh: Dr. Agus Zainal Arifin
Kalau melakukan perjalanan di Pantura, bonus asiknya adalah melipir menikmati garis pantai sepanjang Pantai Utara ini. Sayangnya di mana ada titik pantai paling indah ternyata justru di sanalah penumpukan sampah terjadi. Area garis pantai yang jadi tempat utama berkumpulnya manusia biasanya adalah area terkotor.

Plastik kresek hitam, merah, dan biru, disertai sobekan kain, bungkus camilan, dan plastik-plastik kantong makanan juga botol minuman berbagai merk terombang-ambing ombak dan berdiam di tepi pantai. Ada nasi bungkus dan kulit kacang berserakan di bawah tempat duduk. Nampak juga tukang "bersih-bersih resmi" yang sedang menyapu malah membuang kresek hitam sampahnya ke laut. Ya sudah pas. Mau memberitahu itu memberitahu siapa kalau sudah pelakunya masal begini.

Tentu saja semua berawal dari sekolah. Sebab tak satupun para pembuang itu yang tidak berpendidikan, baik jenis SD, SMP, SMA maupun jenis Madrasah dan pesantren. Semuanya pasti pernah makan sekolahan. Apalagi beberapa mobil mewah yang cekatan sekali membuka kaca dan melempar kaleng minuman, bungkus makanan, dan sampah lainnya, pasti mereka berpendidikan lebih dari cukup, dengan fasilitas sekolah di atas rata-rata.

Lalu sekolah mereka selama ini mengajari apa ke mereka. Tentu saja jawabnya adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hanya saja, kalau mau jujur, ternyata sikap bersihan, tidak jorok, pedulian, sopan santun, dan akhlaqul karimah lainnya meski diajarkan tapi masih dinomor-akhirkan. Yang dinomor-satukan adalah semua pengetahuan dan keterampilan untuk pelajaran yang diUNASkan. Pada pelajaran agamapun yang dinomorsatukan adalah hapalan bacaan ini itu, dan kalau yang sekolahnya negeri biasanya dibonusi sifat wahaboy, yakni gemar mencela ibadah orang lain.

Semoga para Kepala Sekolah atau Madrasah dan para ustadz berkenan mereview kembali implementasi kurikulum dan strategi kegiatan belajar mengajarnya, agar guru dan siswanya makin peduli dengan akhlak mulia dan memuliakan orang lain, jauh dari sikap jorok, sok punya kendaraan, maunya sendiri, dan jauh pula dari perkataan yang kotor dan bau.

Photo: Santri Sarang, Rembang, Jawa Tengah Membersihkan Pantai. Radar Kudus

0 Komentar